Skip to main content

Psikologi Ilmiah : 6 Cara Jitu Mengatasi Stres

Psikologi Ilmiah : 
6 Cara Jitu Mengatasi Stres
Ditulis : Rina Ambarita

serapilmuonline.Com - Stres bukan kata yang asing kita dengar, kata ini juga dikenal dengan istilah stressor. Stres merupakan aspek dari kehidupan setiap manusia, dengan begitu stres tidak dapat dipisahkan. Sebagai mahluk hidup tentu kita dihadapkan berbagai masalah baik dari kondisi ringan hingga berat yang menuntut kita untuk memberi respon berupa kognitif, emosional dan perilaku. Dalam ilmu Psikologi, stres merupakan tekanan dan tuntunan pada organisme untuk beradaptasi atau menyelaraskana diri dengan lingkungan sehingga memiliki efek fisik dan psikis serta dapat membuat perasaan positif atau negatif (Nova dan Dwi Ispriyanti, 2012). 

     Menurut Mumpuni dan Ari Wulandari (2010) stres bersifat positif (eustress) bila seseorang dapat menghadapi dan meningkatkan kemampuan personal untuk menghadapinya sendangkan stres bersifat negatif (distress) jika seseorang yang tidak memiliki kemampuan cukup untuk menghadapinya akan mengalami berbagai gangguan pada dirinya.

Mengalami stres adalah hal yang wajar setiap manusia dan bukan bagian dari abnormal, jadi manusia yang pernah mengalami stres adalah manusia yang normal namun beda halnya  stres yang berkepanjangan dan menimbulkan cemas yang berlebihan, efek buruk terhadap kesehatan fisik dan mental bahkan menganggu kehidupan individu tersebut.

Stres yang muncul tentu ada penyebabnya seperti kalimat “ada asap pasti ada api”  maka stres tidak akan datang tanpa asal. Dikutip dari hasil penelitian Setyonogoro dalam Purnama (2017) terdapat dua sumber stres yang dapat memicu munculnya stres pada individu antara lain, pertama stressor ekternal : berasal dari luar diri seseorang, misalnya perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, tekanan dari pasangan; dan kedua stressor
internal : berasal dari dalam diri seseorang, misalnya demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah.

Individu yang mengalami stres akan memunculkan berbagai respon atau gejala-gejala. Menurut Taylor dan Videbeck (Litiloly dan Nurfitria Swastiningsih, 2014) respon stres terlihat dalam berbagai respon antara lain ; (a) Respon fisiologis, dapat ditandai dengan meningkatkan tekanan darah, detak jantung, nadi dan system pernapasan; (b) Respon kognitif, dapat terlihat melalui terganggunya proses kognitif individu seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang dan pikiran tidak wajar; (c) Respon emosi, dapat muncul sangat luas menyakut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah dan sebagainya ; (d) Respon tingkah laku, dapat dibedakan menjadi fight yaitu melawan situasi yang menekan dan flight yaitu menghindari situasi yang menekan.

Manusia yang normal dan sadar tentu berupaya menemukan strategi atau cara  untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan mental dan jasmaninya. Cara mengatasi stres juga dikenal dengan istilah coping stres. Lazarus dalam Taylor, S.E (2006) mendefinisikan coping stress sebagai suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat masalah yang sedang dihadapi dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya. Berikut adalah enam cara jitu yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres : 

1. Menemukan penyebab dan Menyelesaikan Masalah 

Stres sering bersumber dari berbagai permasalahan yang belum diselesaikan atau tidak dapat diselesaikan (Mumpuni & Ari Wulandari, 2010).  Cara untuk mengatasi stres adalah menemukan penyebab dan menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh stres. Perlu kita ketahui, C Rogers dalam filsafat humanisme berpendapat bahwa yang paling tahu tentang diri seseorang adalah orang itu sendiri, setiap orang memiliki kemampuan untuk menentukan yang tebaik bagi dirinya dan jika terjadi kesalahan tingkah laku (psikoneurosis) hanya si penderita sendirilah yang dapat mengoreksinya (Alwisol, 2009). Artinya, kita sendirilah yang dapat menemukan dan menyelesaikan masalah yang diakibatkan seperti halnya oleh stres.
Nah, cobalah berjeda sejenak untuk menemukan akar permasalahan, masalah tidak akan bisa pergi tanpa kita tegaskan, setelah menemukan penyebab stres beranilah untuk menyelesaikan masalah, masalah yang tidak terselesaikan mungkin akan berlalu tapi bisa jadi muncul tanpa diketahui untuk  dimintai penyelesaian. Jika kita kesulitan untuk menemukan cara penyelesaian masalah, cobalah mencari bantuan seperti curhat kepada orang terdekat. Kalau perlu datanglah kepada ahlinya seperti melakukan konseling kepada psikolog, dengan begitu kita tidak akan terjebak pada masalah yang melulu tidak terselesaikan.  

2. Mendekatkan Diri Kepada Tuhan  
Memenuhi kebutuhan hidup bukan hanya tentang jasmani saja melainkan juga tentang rohani. Untuk memenuhi kebutuhan kerohanian, individu wajib mendekatkan diri kepada Tuhan. Semua agama mengarahakan kita kepada satu tujuan dan keyakinan yaitu Sang Pencipta. Bagi kita Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi sumber kehidupan dan jalan kebenaran setiap manusia. Fabella (Mulyatiningsih, 2000) berpendapat bahwa  perselisihan dan frustasi yang menjadi dasar kecemasan segera diselesaikan untuk menghadapi hidup dengan keyakinan yang lebih besar, aman dan penyesuaian diri yang lebih baik.  
Kemudian hal ini didukung Purnama (2017) mengemukakan bahwa melalui berdoa, ritual; dan keyakinan agama dapat membantu seseorang dalam koping pada saat mengalami stres kehidupan, karena adanya pengharapan dan kenyamanan. Keyakinan yang lebih besar berarti mendekatkan diri kepada Tuhan dengan begitu secara alami individu bersikap pasrah dan menemukan ruang lebih tenang dan tegar menghadapi situasi segenting apapun. Jadi, mendekatkan diri kepada Tuhan adalah cara jitu untuk menghadapi serta mencegah stres.

3. Berfikir Positif
Mengatasi stres tidak hanya berfokus pada masalah dan emosional tetapi juga kognitif atau cara berpikir. cara berpikir manusia memiliki dua arah yaitu positif dan negatif, kedua-duanya memilki dampak yang berbeda pula. Plane (1996) berpendapat bahwa perjuagan utama dalam mencapai kedamaian mental adalah usaha untuk mengubah sikap pikiran. Menurutnya berpikir positif adalah aplikasi langsung yang praktis dari teknik spritual untuk mengatasi kelelahan dan memenangkan kepercayaan serta menciptakan suasana yang menguntungkan bagi perkembangan hasil yang positif. Lalu bagaimana untuk mengatasi  stress dengan berpikir positif ?. Dikutip dari penelitian Kholidah dan Asmadi Alsa (2012) berpikir positif merupakan suatu keterampilan kognitif yang dapat dipelajari melalui pelatihan. 
Menurut psikolog Robert Anthony, Ph.D., salah satu cara untuk menggembangakan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif (Ardiyanto, 2012). Misalnya, menganganti kalimat “saya tidak bisa” menjadi “ saya pasti bisa”. Tekankan bahwa mental yang sehat berasal dari pikiran yang positif. Sulit untuk mengubah pola pikir menjadi positif? manusia harus berproses dan pastinya kerja keras membuahkan hasil.

4. Menangis
Beberapa pemikiran mengatakan menangis adalah cerminan pribadi yang lemah. Semestinya kita menyingkirkan pemikiran tersebut dan mengetahui bahwa menangis adalah sifat alami manusia baik perempuan maupun laki-laki. Menurut Litiloly dan Nurfitria Swastiningsih (2014) menangis dapat meluapkan seluruh emosi dan dapat menjadi ekspresi atau membebaskan perasaan. Jika kamu ingin menangis, menangislah dengan caramu untuk melepaskan segala tekanan yang sedang kamu alami. Apakah kita menyadari bahwa setelah menangis kita telihat lega, suatu kepuasaan diri dan menemukan semangat baru ? ya begitulah dihasilkan dari menangis. Menangis adalah kegiatan postif jadi cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress adalah menangis.

5. Mendengar Musik Disukai 

Bagaimana mungkin musik dapat mengatasi stress? cara jitu ini didukung oleh Djohan (2006) yang mengemukakan bahwa terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Selanjutnya Kemper dan Danhauer dalam Dewi (2009) menjelaskan mengenai manfaat musik. Musik selain dapat meningkatkan kesehatan seseorang juga dapat meringankan dari rasa sakit, perasaan –perasaan dan pikiran yang kurang menyenangkan serta membantu untuk mengurangi rasa cemas. Setiap orang menyukai jenis musik yang berbeda-beda baik jenis hip hop, rock, pop, jazz dan sebagainya. Apapun jenis musik yang disukai, manfaatkanlah sebagai obat untuk mengatasi stres.

6. Perencanaan Yang Baik
Terkadang kita menjadi stres karena perencanaan yang tidak tertata, muncul rasa binggung, kelalaian dan cemas. Dengan cara jitu ini sepadan dengan penelitian Litiloly dan Nurfitria Swastiningsih (2014), perencanaan yang baik yaitu perlunya merencanakan atau mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental, misalnya dalam pekerjaan, rumah tangga, anak-anak, keuangan, liburan. Perencanaan bisa kita aplikasi dari catatan agenda yang rutin dan membuat jadwal berbeda hari. Terkadang setelah mengetahu cara jitu yang ke-enam ini kita akan menerapkan dan belajar mengubah pola hidup dengan perencanaan baik, memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin kan. Tepatnya, latihan dan latihan. 

Dari enam cara jitu yang didukung secara ilmiah untuk psikologis, tentunya kita bisa menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Bukannya lebih baik mencegah dari pada mengobati, bukannya pola hidup terjaga akan menghasilkan hidup yang sehat. Hilangkan anggan bahwa orang lain dapat menjaga dan menjadi pahlawan akan diri kita, sadarilah bahwa dirimu yang dapat menjaga kesehatan baik fisik dan psikis seperti kata siapa yang memulai maka mampu mengakhiri. Stress itu alami dan bukan beban hidup karena kita dapat menemukan strategi untuk menangganinya. Dengan begitu, hidup dapat diwarnai dengan positif dan ceria.

Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat  


Baca Juga : Essay Psikologi : Kekerasan Verbal pada Anak Membunuh Mental, Ibu Selalu Mengatakan Kepadaku "Kamu Bodoh"!!!


DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Ardiyanto. 2012. Belajar Berpikir. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Dewi, P Mahargyantari. 2009. Studi Metaanalisis : Musik untuk Menurunkan Stres. Jurnal Psikologi, 36(2), 106-115
Djohan. 2006. Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Gallang Press
Kholidah, Nur Enik dan Asmadi Alsa. 2012. Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis. Jurnal Psikologi, 39(1), 67 – 75
Litiloly dan Nurfitria Swastiningsih. 2014. Manajemen Sress Pada Istri Yang Mengalami Long Distance Marriage. Jurnal Fakultas Psikologi, 2(2)
Mulyatiningsih. 2000. Pengendalian Stres pada Wanita (Tinjauan dari Pekerjaan dan Status Gizi). Jurnal Iptek dan Humaniora, Nomor 1 (Humaniora), Tahun ke-5
Mumpuni, dr Yekti & Ari Wulandari (2010). Cara Jitu Mengatasi Stres. Yogyakarta : ANDI
Nova & Dwi Ispriyanti (2012). Analisis Tingkat Stres Wanita Karir dalam Peran Gandanya   dengan Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus Tenaga Kerja Wanita di RS. Mardi Rahayu Kudus. Media Statistik 5 (1), 37-47
Purnama, Rahmad. 2017. Penyelesaian Stress melalui Coping Spritual. Al-AdYan, 12(1)
Taylor S . E . 2006. Health Psychology. New York : McGraw-Hill

Comments

Unknown said…
Fighting boruu,,,,cucok meong ditunggu tulisann selanjutnya:)
Thanks you, stay wwith me hhehe ❤

Terpopuler

3 Hal yang Harus Kamu Tahu dari Cinta Ideal dan Ukuran Cinta dalam Ilmu Psikologi

3 Hal yang Harus Kamu Tahu  dari Cinta Ideal  dan Ukuran Cinta  dalam Ilmu Psikologi Ditulis Rina Ambarita Serapilmuonline.Com - Pembahasan cinta menarik bagi siapa saja, baik di kalangan muda-mudi hingga usia lanjut. Bahkan sekarang cinta menjadi topik populer pada riset ilmiah (Taylor, 2009). Selain cinta termasuk topik populer, di dalam ilmu Psikologi teori Maslow pada Hirarki kebutuhan, cinta merupakan kebutuhan manusia. Maslow menyampaikan bahwa kebutuhan cinta adalah kebutuhan untuk dicintai dan mencintai orang lain, memberi dan menerima kasih serta terdapat pula perhatian dan penerimaan dari orang lain (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997).  Lalu apa arti cinta ? tentu pengertian cinta menurut saya, kamu dan mereka akan berbeda demikian cara penyampaian cinta itu sendiri. Cinta sebagai aspek kehidupan maka terjadi fenomena jatuh cinta kepada seseorang. Bagaimana seseorang bisa jatuh cinta ? Beberapa ahli Psikologi menemukan adanya asal mula o...

5 Efek Mengerikan Penikmat Pornografi

5 Efek Mengerikan Penikmat Pornografi Ditulis : Rina Ambarita  Serapilmuonline.Com - Pornografi menjadi alat perusak fisik, mental dan moral bagi siapa saja yang menikmatinya. Munculnya  akses pornografi di Indonesia menjadi masalah psikososial pada usia remaja dengan populasi terbanyak namun tidak hanya itu mungkin dari kita pernah mengetahui fenomena dimana orang dewasa atau remaja yang tidak bertanggung jawab memperlihatkan pornografi kepada anak-anak yang polos dan peniru ulung. Dengan lebih mudah mengakses di zaman teknologi ini membuat permasalahan sulit untuk diatasi di Indonesia. Beberapa survey menunjukkan bahwa media pornografi yang sering diakses remaja adalah media online (Yutifa , Dewi, Misrawati, 2015). Pornografi bukan berupa gambar atau video saja di dalam UU No 44/2008 tentang pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui be...