Skip to main content

Essay Psikologi : Kekerasan Verbal pada Anak Membunuh Mental, Ibu Selalu Mengatakan Kepadaku "Kamu Bodoh" !!!

KEKERASAN VERBAL PADA ANAK 
MEMBUNUH MENTAL
IBU SELALU MENGATAKAN KEPADAKU :
KAMU BODOH !!! 

Ditulis : Rina Ambarita

Serapilmuonline.Com- Bukan hanya buku yang membahas tentang masalah anak, penelitian sebelumnya pun telah dilakukan dan menjadi referensi selanjutnya. Semua manusia yang hidup di dunia tentunya harus melalui perkembangan dan pertumbuhan masa kanak-kanak. Dalam psikologi perkembangan pada manusia dimulai masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa dan masa usia lanjut. Dari beberapa masa perkembangan dilalui  manusia yang paling penting menurut saya adalah masa kanak-kanak karena pribadi yang terjadi pada masa itu menentukan pribadi di masa depan, bagaimana anak menjadi seorang dewasa nanti.
 
Anak adalah jiwa yang polos, anak tidak dapat membedakan mana yang benar dan tidak benar, anak hanya melihat dari bagian enak dan tidak menyenangkan. Memori anak layaknya sebuah CD kosong yang dapat menangkap informasi tanpa penyaringan melalui panca inderanya. Dengan demikian sangat perlu diperhatikan pola asuh orang tua untuk membentuk karakter seorang anak yang tumbuh dan  berkembang menjadi individu yang sehat dari fisik dan psikis.

Terry E. Lawson, psikiater anak membagi kekerasan anak menjadi 4 (empat) macam, yaitu: Motional abuse, verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse. Kekerasan verbal adalah kekerasan yang dapat melukai harga diri dan perasaan orang lain melalui kata-kata (Sugijokanto, 2014). Banyak fenomena  di sekitar kita dari keluarga dekat serta lingkungan sosial menemukan pola asuh yang kurang tepat dengan bentuk-bentuk kekerasan sehingga membunuh mental pada anak.

Surat kabar harian Kompas, 3 April 2017  mengisahkan :

Kekerasan  yang dialami oleh berinisial Gadis (17) yang tidak hanya mengalami kekerasan fisik tetapi kekerasan verbal juga ia terima. Sampai saat ini, gadis masih tidak mengerti mengapa ibunya begitu tega menyakitinya, menyiksanya saat ia masih kecil dulu. Kata kasar ibunya juga membuat lari ke bandung untuk mandiri.

Satria (2017) bahwa Kekerasan verbal dianggap sebagai sesuatu yang lazim, namun dibalik itu semua  sebenarnya kekerasan verbal memiliki dampak yang sangat negative bagi anak, diantaranya : anak kurang peka terhadap perasaan perasaan orang lain, perkembangan terganggu, agresif, gangguan emosi, kepercayaan diri tidak akan tumbuh, menjadi penyebab bunuh diri dan menciptakan lingkaran setan kekerasan verbal dalam keluarga. Bahkan semakin tinggi kekerasan yang diterima dapat menyebabkan ingatan berkurang.

Dari pemaparan di atas, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa benar, sebenarnya orang tua sedang melakukan kekerasan verbal yang dapat membunuh mental anak berupa makian, hinaan setiap kali anak melakukan kesalahan atau hanya sebagai pelampiasan emosi seperti “kamu bodoh”, “kamu anak tak berguna”, “kamu kurang ajar” dan seterusnya. Jika kekerasan verbal ini diterima anak dari orangtua atau orang-orang terdekat  hal ini bisa jadi membuat anak ingin bunuh diri. Anak yang belajar untuk tumbuh dan berkembang di usianya dapat terhambat oleh kekerasan- kekerasan yang diterima. Kekerasan verbal lebih buruk dari pada kekerasan lainnya, dengan kekerasan verbal dapat merusak rasa percaya diri, tidak mau berinteraksi di lingkungan sosial, trouma mendalam, kesalahan berpikir, memberi luka batin sehingga membentuk innerchild yang negative di usia dewasa nanti pada anak. 



DAFTAR PUSTAKA
Sugijokanto, Suzie. (2014). Cegah Kekerasan Pada Anak. Jakarta : PT. Elex Media Kamputindo
Satria, Muhammad. (2017). Pengaruh Kekerasan Vebal Orang Tua terhadap Komunikasi Verbal anak di SMA Muhammadiyah I Palembang. Universitas Islam Negeri UIN Radeh Fatah Pelembang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/04/03/18280011/luka.batin.yang.sulit.pulih.pada.anak.korban.kekerasan (diunduh pada 3 April 2017 )

Comments

Terpopuler

3 Hal yang Harus Kamu Tahu dari Cinta Ideal dan Ukuran Cinta dalam Ilmu Psikologi

3 Hal yang Harus Kamu Tahu  dari Cinta Ideal  dan Ukuran Cinta  dalam Ilmu Psikologi Ditulis Rina Ambarita Serapilmuonline.Com - Pembahasan cinta menarik bagi siapa saja, baik di kalangan muda-mudi hingga usia lanjut. Bahkan sekarang cinta menjadi topik populer pada riset ilmiah (Taylor, 2009). Selain cinta termasuk topik populer, di dalam ilmu Psikologi teori Maslow pada Hirarki kebutuhan, cinta merupakan kebutuhan manusia. Maslow menyampaikan bahwa kebutuhan cinta adalah kebutuhan untuk dicintai dan mencintai orang lain, memberi dan menerima kasih serta terdapat pula perhatian dan penerimaan dari orang lain (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997).  Lalu apa arti cinta ? tentu pengertian cinta menurut saya, kamu dan mereka akan berbeda demikian cara penyampaian cinta itu sendiri. Cinta sebagai aspek kehidupan maka terjadi fenomena jatuh cinta kepada seseorang. Bagaimana seseorang bisa jatuh cinta ? Beberapa ahli Psikologi menemukan adanya asal mula o...

5 Efek Mengerikan Penikmat Pornografi

5 Efek Mengerikan Penikmat Pornografi Ditulis : Rina Ambarita  Serapilmuonline.Com - Pornografi menjadi alat perusak fisik, mental dan moral bagi siapa saja yang menikmatinya. Munculnya  akses pornografi di Indonesia menjadi masalah psikososial pada usia remaja dengan populasi terbanyak namun tidak hanya itu mungkin dari kita pernah mengetahui fenomena dimana orang dewasa atau remaja yang tidak bertanggung jawab memperlihatkan pornografi kepada anak-anak yang polos dan peniru ulung. Dengan lebih mudah mengakses di zaman teknologi ini membuat permasalahan sulit untuk diatasi di Indonesia. Beberapa survey menunjukkan bahwa media pornografi yang sering diakses remaja adalah media online (Yutifa , Dewi, Misrawati, 2015). Pornografi bukan berupa gambar atau video saja di dalam UU No 44/2008 tentang pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui be...

Psikologi Ilmiah : 6 Cara Jitu Mengatasi Stres

Psikologi Ilmiah :  6 Cara Jitu Mengatasi Stres Ditulis : Rina Ambarita serapilmuonline.Com - Stres bukan kata yang asing kita dengar, kata ini juga dikenal dengan istilah stressor. Stres merupakan aspek dari kehidupan setiap manusia, dengan begitu stres tidak dapat dipisahkan. Sebagai mahluk hidup tentu kita dihadapkan berbagai masalah baik dari kondisi ringan hingga berat yang menuntut kita untuk memberi respon berupa kognitif, emosional dan perilaku. Dalam ilmu Psikologi, stres merupakan tekanan dan tuntunan pada organisme untuk beradaptasi atau menyelaraskana diri dengan lingkungan sehingga memiliki efek fisik dan psikis serta dapat membuat perasaan positif atau negatif (Nova dan Dwi Ispriyanti, 2012).       Menurut Mumpuni dan Ari Wulandari (2010) stres bersifat positif (eustress) bila seseorang dapat menghadapi dan meningkatkan kemampuan personal untuk menghadapinya sendangkan stres bersifat negatif (distress) jika seseorang yang tidak...