Skip to main content

3 Poin Penting Wajib Dijaga Agar Tidak Mudah Stress Selama Pandemi Covid-19

3 Poin Penting Wajib Dijaga Agar Tidak Mudah Stress Selama
Pandemi Covid-19
Ditulis : Rina Ambarita


Foto Ilustrasi Bahagia dari Pexels
Serapilmuonline.Com - Pandemi Covid-19 seakan tak punya ujung cerita, di Indonesia hingga akhir bulan Mei 2020 belum juga berstatus “masa pemulihan”. Mirisnya angka kasus terinfeksi semakin meningkat setiap harinya. Jumlah kasus terinfeksi tak ingin kalah dengan jumlah kasus sembuh, hal ini tentu membuat semua orang merasa khawatir. Meskipun situasi tidak dapat diperkirakan kamu harus tetap menjaga kesehatan mental. Apalagi pembaca SIO yang biasanya tugas menumpuk butuh keluar rumah atau liburan tapi karena kondisi juga tidak sehat kamu harus paksaain diri tetap dirumah, pasti situasi seperti ini lebih mudah atau mungkin sangat mudah buat kebanyakan orang mengalami  yang namanya stress. Benar, stress itu hal yang wajar dialami manusia ketika menerima tekanan tapi jika ini terus menerus terjadi kamu bisa mengalami gangguan jiwa. Hal yang perlu dingat bahwa stress satu satunya pintu menuju gangguan seperti depresi, skizofrenia, insomnia dan sebagainya. Tapi jangan cemas pembaca SIO, kamu cukup melakukan hal sederhana agar tidak mudah stress selama menghadapi pandemi covid-19.  


Artikel ini bersumber dari penjelasan seorang Psikolog klinis dalam Diskusi Online bertema “Dampak Perubahan dan Penanganan Psikologis Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” (21/05/2020) “Bagaimana Cara menjaga kesehatan psikologis selama pandemi ?” Psikolog Faisal Adnan Reza, S.Psi., Psikolog menekankan 3  komponen bagi kesehatan psikis manusia yaitu mind, body, dan soul, jika tiga kompenen ini tidak seimbang maka menyebabkan seseorang mudah stress, bila stress berkepanjangan psikis menjadi tidak sehat.  Pembaca SIO mari kita bahas satu persatu, 3 bagian penting dijaga agar tidak mudah stress selama menghadapi pandemi Covid-19.

1. Menjaga Pikiran (Mind)
Foto Ilustrasi berpikir dari Pexels
Merupakan aktivitas pemikiran baik berupa pengambilan keputusan, imajinasi, memahami makna dan sebagainya, ini terletak pada otak manusia. Lalu apa hubungannya pikiran dengan kesehatan ? Menurut Allen (Nawan, 2018)  penyakit dan kesehatan berasal dari pikiran. Pikiran yang sakit akan mengakibatkan tubuh yang sakit. Dengan begitu, pikiran dan tubuh saling memengharui satu sama lain. Lalu bagaimana menjaga pikiran agar tidak mudah stress selama menghadapi pandemi covid-19 atau keadaan tekanan dalam hidup ? satu cara yang tepat yaitu “Berpikir positif”. Menurut Psikolog Robert Anthony, Ph.D salah satu cara adalah mengganti kalimat membahayakan menjadi kalimat kreatif (Ardiyanto, 2012). Contohnya saja kalimat berbahaya atau lebih indentik negatif “Saya tidak bisa” menjadi “Saya pasti bisa”, “Ini sangat susah” “Terlihat mudah, saya pasti bisa mengerjakannya”. Sederhanakan pembaca SIO? dan jangan lupa berpikir positif itu “Dipraktekin”.

2. Menjaga Tubuh (Body)
Foto Ilustrasi Makan Bersama dari Pexels
Tubuh lebih sering dikaitan dengan fisik manusia seperti organ-organ pada tubuh. Menjaga tubuh tetap sehat seperti berolahraga, berhati-hati melakukan pekerjaan, tidur yang cukup ,makan yang teratur, dan mengkonsumsi makanan bergizi. Contoh sederhana saja, ketika kamu memotong bawang tak sengaja membuat jarimu terluka, kamu akan cemas melihat darah pada jarimu dan merasakan perih. Untuk itu penting menjaga tubuh untuk kesehatan mental. Disatu sisi ada pertanyaan, mengapa kita perlu menjaga mental padahal virus corona menyerang kesehatan tubuh manusia ? jawabanya simple,  manusia terdiri dua unsur yaitu bilogis dan psikologis yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Benar sekali pembaca SIO, ketika kamu sakit gigi (biologis) mudah marah karena mendengar suara cukup keras (psikologis). 

3. Menjaga Jiwa (Soul)
Foto Ilustrasi Meditasi dari Pexels
Jiwa tidak dapat dilihat langsung oleh mata namun jiwa dikaitan dengan perasaan sehingga ini dapat kita rasakan. Jiwa juga berhubungan erat dengan  emosi. Emosi memiliki dua bagian yaitu emosi positif dan emosi negatif . Dua duanya sangat saling melengkapi. Namun keduanya tentu memiliki reaksi yang berbeda. Emosi positif seperti cinta, kenikmatan hal ini tentu memberikan seseorang percikan semangat baru. Emosi negatif seperti amarah, benci, muak, takut membuat seseorang seakan menghancurkan moment hidupnya. Menjaga jiwa berarti perlu menyeimbangkan emosi dalam diri, buatlah emosi positif selalu sering terjadi agar mental memiliki keseimbangan selama menghadapi pandemi. Selain emosi, jiwa juga berkaitan dengan spritualitas, jiwa yang damai dan tenang memiliki kebiasaan untuk bersyukur dan medekatkan diri dengan Sang Pencipta juga olahraga yoga berupa meditasi secara ilmiah dapat menjaga jiwa. Jadi pembaca SIO, menjaga jiwa berarti menjauhkan diri dari stress.

Mind, Body and Soul adalah bagian dari diri manusia yang saling berkaitan. Ketika kamu tidak menjaga pikiran, tubuh dan jiwa maka dirimu tidak aman dan begitu sebaliknya. Sekian artikel psikologi ini buat pembaca SIO (Serap Ilmu Online) semoga bermanfaat :). Tetap jaga keseimbangan 3 bagian diri ini ya agar kamu tetap sehat dan tidak mudah stress selama menghadapi pandemi Covid-19. Selamat jumpa di karya tulis selanjutnya. 

Daftar Pustaka

Ardiyanto. 2012. Belajar Berpikir. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Reza, Faizal Adnan. 2020. Menjaga Kesehatan Psikologis Di Masa Pandemi Covid-19. Diskusi Online “Dampak Perubahan dan Penanganan Psikologis Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”. Zoom : 21 Mei 2020

Nawan. 2018. DNA : Pemahaman Dalam Perspektif Pikiran Tubuh dan Masyarakat. Universitas Palangka Raya
 

Comments

Terpopuler

3 Hal yang Harus Kamu Tahu dari Cinta Ideal dan Ukuran Cinta dalam Ilmu Psikologi

3 Hal yang Harus Kamu Tahu  dari Cinta Ideal  dan Ukuran Cinta  dalam Ilmu Psikologi Ditulis Rina Ambarita Serapilmuonline.Com - Pembahasan cinta menarik bagi siapa saja, baik di kalangan muda-mudi hingga usia lanjut. Bahkan sekarang cinta menjadi topik populer pada riset ilmiah (Taylor, 2009). Selain cinta termasuk topik populer, di dalam ilmu Psikologi teori Maslow pada Hirarki kebutuhan, cinta merupakan kebutuhan manusia. Maslow menyampaikan bahwa kebutuhan cinta adalah kebutuhan untuk dicintai dan mencintai orang lain, memberi dan menerima kasih serta terdapat pula perhatian dan penerimaan dari orang lain (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997).  Lalu apa arti cinta ? tentu pengertian cinta menurut saya, kamu dan mereka akan berbeda demikian cara penyampaian cinta itu sendiri. Cinta sebagai aspek kehidupan maka terjadi fenomena jatuh cinta kepada seseorang. Bagaimana seseorang bisa jatuh cinta ? Beberapa ahli Psikologi menemukan adanya asal mula o...

5 Efek Mengerikan Penikmat Pornografi

5 Efek Mengerikan Penikmat Pornografi Ditulis : Rina Ambarita  Serapilmuonline.Com - Pornografi menjadi alat perusak fisik, mental dan moral bagi siapa saja yang menikmatinya. Munculnya  akses pornografi di Indonesia menjadi masalah psikososial pada usia remaja dengan populasi terbanyak namun tidak hanya itu mungkin dari kita pernah mengetahui fenomena dimana orang dewasa atau remaja yang tidak bertanggung jawab memperlihatkan pornografi kepada anak-anak yang polos dan peniru ulung. Dengan lebih mudah mengakses di zaman teknologi ini membuat permasalahan sulit untuk diatasi di Indonesia. Beberapa survey menunjukkan bahwa media pornografi yang sering diakses remaja adalah media online (Yutifa , Dewi, Misrawati, 2015). Pornografi bukan berupa gambar atau video saja di dalam UU No 44/2008 tentang pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui be...

Psikologi Ilmiah : 6 Cara Jitu Mengatasi Stres

Psikologi Ilmiah :  6 Cara Jitu Mengatasi Stres Ditulis : Rina Ambarita serapilmuonline.Com - Stres bukan kata yang asing kita dengar, kata ini juga dikenal dengan istilah stressor. Stres merupakan aspek dari kehidupan setiap manusia, dengan begitu stres tidak dapat dipisahkan. Sebagai mahluk hidup tentu kita dihadapkan berbagai masalah baik dari kondisi ringan hingga berat yang menuntut kita untuk memberi respon berupa kognitif, emosional dan perilaku. Dalam ilmu Psikologi, stres merupakan tekanan dan tuntunan pada organisme untuk beradaptasi atau menyelaraskana diri dengan lingkungan sehingga memiliki efek fisik dan psikis serta dapat membuat perasaan positif atau negatif (Nova dan Dwi Ispriyanti, 2012).       Menurut Mumpuni dan Ari Wulandari (2010) stres bersifat positif (eustress) bila seseorang dapat menghadapi dan meningkatkan kemampuan personal untuk menghadapinya sendangkan stres bersifat negatif (distress) jika seseorang yang tidak...