STOP KATAKAN : Saya Depresi dan Kamu Psikopat ya ?
Kasus Remaja Membunuh Bocah 5 Tahun
Ditulis : Rina Ambarita
Foto oleh Polina Zimmerman dari Pexels
SerapilmuOnline -Mungkin ada yang belum teman-teman ketahui mengenai kesalahan yang dikaitkan tentang psikologi. Pembaca SIO, cermati setiap kalimatnya karena sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada blog ini saya akan membahas mengenai istilah gangguan psikologis yang kerap kali salah digunakan atau dianggap lolucon. Pernah gak pas kamu lagi dibebanin banyak tugas kuliah atau tugas ditempat kerja atau mungkin tugas di rumah tangga sebagai seorang istri ? tiba-tiba kamu bilang “aku depresi” “aduh bisa skizofrenia aku nih” “aku bipolar ya ? ”. Nah ada kasus fakta yang gak asing kita dengar, remaja berusia 15 tahun membunuh bocah berumur 5 tahun menjadi berita mengejutkan sebelum pandemi covid-19, kebanyakan orang-orang bilang “Pasti Anak itu psikopat”, “Seseorang psikopat karena membunuh”. Ada yang perlu diluruskan disini Pembaca SIO.” Kuyy kita bahas, semoga membuka pemikiran teman-teman ya.
Berhenti sebut diri sendiri atau orang lain mengalami penyakit psikologis. Mengapa demikian ? karena kalau teman-teman yang sedang studi ilmu psikologi atau mengetahui dasar dari macam-macam gangguan psikologis pasti gak main-main sama nama nama itu. Para psikolog juga mengatakan bahwa mendiagnosis itu gak asal-asalan perlu pendekatan lebih dalam dan juga proses yang panjang. Proses diagnosis dalam buku saku diagnosis gangguan jiwa (Maslim, 2013) terdapat lima langkah yaitu anamnesia, pemeriksaan, diagnosis, terapi dan tindak lanjut, dari setiap tahapnya memilih proses yang panjang. Misalnya saja kamu merasa stress hampir seminggu lalu kamu judget diri sendiri ngalamin depresi, wah wah jangan langsung mendiagnosa. Perlu kita ketahui bahwa mendiagnosis atau menentukan seseorang mengalami penyakit psikologis adalah tugas psikolog atau psikeater.
Depresi termasuk kedalam gangguan susasana perasaan yang memiliki tiga tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat. Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk mendiagnosis (Maslim, 2013). Jadi pembaca SIO, menyatakan seseorang depresi itu gak semudah yang kita bayangkan, dari saya pelajari 3 tingkat depresi memiliki gejala umum dan gejala lainnya yang berbeda-beda dan syarat penegakan diagnosis, dan untuk dikatakan ngalamin gangguan itu butuh sekurang-kurangnya 2 minggu.
Kabar viral anak remaja membunuh balita yang sampai-sampai disebut psikopat, atau apapun itu kata-kata tidak pantas yang biasanya diucapkan bagi pelaku dari orang-orang yang berfikir sempit. Terkait pembunuhan yang dilakukan remaja 15 tahuh tersebut, Psikolog Tika Bisono dalam siaran Metro Tv (7 Maret 2020) mengatakan “Jadi penyebabnya bisa banyak ya karena kan kita gak bisa lihat diujung akibat, kita harus melihat juga penyebab nah dirumah si remaja ini sering di perlakukan seperti apa sih oleh si keluarga,“. Pengolongan psikologi abnormal memiliki jenis-jensi gangguan kepribadiam dengan macam gejala yang tidak sedikit dan faktor didalamnya ada gejala saling berbeda antara jenis kepribadian yang satu dengan yang lainnya sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis serta memilih terapi yang tepat (Taufik, 2014).
Untuk mendiagnosis diri atau seseorang mengalami gangguan psikologi atas yang dialami tidak semudah menyimpulkan informasi di hari itu kita terima, selama ini saya mengarungi ilmu psikologi di program sarjana saya jadi mengerti bahwa menyatakan dan menyembuhkan sesorang sedang sakit mental tidak semudah pada sakit fisik, bahkan sarjana psikologi tidak memiliki gak hak tersebut. Gangguan jiwa itu ada banyak kelompoknya dan bagiannya tidak hanya depresi atau psikopat yang menjadi hal yang dibahas disini, gejala-gejala dan poses penyembuhanya kadang membuat kita menggelengkan kepala, setelah mengetahui bagaimananya rahasia dari penyakit itu apakah kamu yakin untuk bilang diri sendiri depresi yang punya gejala berat ingin bunuh diri ?, bilang orang lain yang normal “psikopat” sebagai lolucon ? atau judge pelaku semudah itu ?. Pembaca SIO bijaklah dalam berbicara atau menyimpulkan sesuatu, lebih baik memahami dari pada mehakimi, seperti lirik bahasa jawa dari lagu lathi yang akhir-akhir ini menjadi trending “Ajining diri ana ing lathi” yang artinya Harga diri seseorang pada lidahnya (perkataanya). So, jangan main-main sama nama nama gangguan jiwa ya, ucapan itu doa dan menjadi miliki si pengucapnya”. Sekian pengetahuan ini, semoga bermanfaat :)
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya
Taufik, Ichsan. 2014. Aplikasi Diagnosa Gangguan Kepribadian. Vol 3(2)
Metrotvnoews. (2020, 7 Maret). Remaja Bunuh Bocah 5 Tahun Terinsipirasi dari Film, Psikolog: Ada Malah di Rumah
Comments